Amazon Web Services Laporkan Cloud Berdayakan UMKM, Ciptakan 17,6 Juta Lapangan Kerja
Jakarta, KSU Rinjani – Amazon Web Services (AWS), bagian dari perusahaan Amazon.com, merilis laporan terbaru tentang usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM, Selasa, 26 September 2023. Adanya pemanfaatan cloud serta teknologi berbasis cloud lainnya diproyeksikan akan menghasilkan hingga Rp79,6 triliun setiap tahunnya dari peningkatan produktivitas pada 2030. Dampak lainnya adalah 17,6 juta lapangan pekerjaan di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan agrikultur, atau setara dengan 12 persen dari total lapangan pekerjaan di Indonesia.
Laporan berjudul “Realising a Cloud-enabled Economy: How Cloud Drives Economic and Societal Impact Through Micro, Small, And Medium-Sized Businesses” (Mewujudkan Perekonomian Diberdayakan Cloud di Indonesia: Bagaimana Teknologi Cloud Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Masyarakat Melalui UMKM) yang diprakarsai AWS ini menjabarkan potensi manfaat dari migrasi cloud terhadap UMKM. “Di sini, usaha yang didefinisikan sebagai UMKM adalah bisnis yang memiliki hingga 250 karyawan,” demikian kata laporan itu.
Diselenggarakan oleh penyedia layanan profesional global terkemuka, Accenture, laporan ini memproyeksikan bagaimana dampak perekonomian yang diberdayakan cloud pada 2030 nanti. Memakai definisi dari Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) tentang tingkat penggunaan cloud, perekonomian yang diberdayakan cloud tercipta ketika 90 persen dari total pelaku usaha setidaknya memanfaatkan teknologi cloud dalam bentuknya yang paling sederhana.
Salah satu temuan dari laporan ini adalah adopsi cloud secara sederhana oleh pelaku usaha Indonesia, antara lain layanan email berbasis web atau penyimpanan berbasis cloud, masih berada di angka 29 persen. Perbandingan dengan anggota OECD lainnya yang tergolong negara maju mengindikasikan bahwa adopsi teknologi cloud di tingkat menengah.
Ini seperti tools untuk customer relationship management (CRM) maupun enterprise resource planning (ERP), atau bahkan penerapan cloud tingkat lanjut seperti kecerdasan artifisial (AI) generative dan machine learning, diperkirakan jauh lebih rendah.
Berarti, masih terbuka lebar bagi pelaku usaha Indonesia untuk meningkatkan serta memajukan adopsi cloud demi mewujudkan potensi sepenuhnya. Laporan ini mencakup 12 negara, termasuk Indonesia. Laporan ini menggunakan gabungan metode pengukuran pasar, survei kuantitatif, serta data yang tersedia untuk umum dari OECD, World Bank, dan the Conference Board Total Economy Database.
Laporan ini menunjukkan UMKM dapat menciptakan manfaat yang konkret bagi perekonomian maupun masyarakat luas dengan berpindah ke cloud. Teknologi cloud antara lain dapat memfasilitasi konsultasi kesehatan, meningkatkan akses terhadap pendidikan, meningkatkan teknik agrikultur presisi, dan masih banyak lagi. “Sehingga berkontribusi terhadap tercapainya Tujuan Pengembangan Berkelanjutan atau United Nations’ Sustainable Development Goals (UN SDGs),” ungkap laporan itu.
Pada sektor pelayanan kesehatan, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab salah satu tantangan utamanya yakni terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan di komunitas-komunitas tertinggal. Dalam laporan ini, diestimasikan bahwa UMKM diberdayakan cloud mampu menghasilkan hingga Rp 6 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pelayanan kesehatan. Cloud juga mendukung terselenggaranya 7 juta konsultasi kesehatan jarak jauh (telehealth) di Indonesia pada 2030.
Di sektor pendidikan, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab tantangan aksesibilitas serta inklusivitas pendidikan melalui penggunaan platform digital. Laporan ini mengestimasikan bahwa para UMKM ini dapat menghasilkan hingga Rp15 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas serta menyediakan solusi e-learning bagi 21 juta pelajar di Indonesia pada 2030.
Ini merupakan peningkatan sebesar 75 persen dibandingkan sekarang. Laporan ini juga menjelaskan bahwa sekitar 48 juta orang dewasa diprediksi akan mengakses pendidikan melalui para UMKM diberdayakan cloud tersebut.
Di sektor agrikultur, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab permasalahan kekurangan makanan, termasuk melalui penggunaan teknologi berbasis cloud yang mengedepankan data seperti solusi-solusi AI. Laporan ini mengestimasikan bahwa para UMKM ini dapat menghasilkan hingga Rp59,1 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor agriklutur.
“Pada saat yang bersamaan, diperkirakan 1 dari 9 pertanian, peternakan, maupun perikanan akan menggunakan solusi-solusi agrikultur presisi yang turut meningkatkan produktivitas pada 2030, atau meningkat sebanyak 300 persen dibandingkan sekarang,” demikian kata laporan itu. (Tempo)
Tinggalkan Balasan